Iffah muslimah di era globalisasi ini adalah
tantangan kaum muslimah terasa semakin berat. Berbagai gerakan dan arus
pemikiran datang dari segala penjuru untuk melucuti jati diri kaum muslimah.
Gagasan feminisme, emansipasi dan trans gender pun semakin marak diserukan kaum
sekuler dan liberal untuk menyerang kaum muslimah.
Pembiasan identitas bahkan pembunuhan karakter
muslimah juga terlihat santer di media masa yang beredar dan mendominasi
masyarakat islam. Bahkan, arus budaya barat yang kian tak terbendung,
menjadikan kaum muslimah banyak terseret ke dalam lembah keterpurukan.
Beragam fitnah tersebut mengepung kaum
muslimah saat ini. Hampir setiap lini kita dapati para penyeru yang mengajak
muslimah ke pintu-pintu Jahanam. Mereka membuat bermacam program untuk menggiring
muslimah kepada tradisi jahiliyah di zaman modern ini.
Cobalah amati program TV, radio, dan
mayoritas media masa di negeri ini. Apakah program-program tersebut membantu
kaum muslimah dalam menjaga iffah atau justru membiaskan dan merusaknya?
Rata-rata media masa tersebut merupakan corong untuk membunuh karakter
muslimah.
Dampak nyata dari hal tersebut bisa kita
saksikan saat ini. Betapa banyak wanita yang mengaku muslimah namun tidak
mencerminkan kepribadiannya sebagai seorang muslimah.
Seolah-olah kita tidak
bisa membedakan antara wanita muslimah atau kafiroh (wanita kafir)
lantaran jati diri mereka yang hilang atau telah mati.
Selain kepungan dari luar. Serangan dari
dalampun gencar dilakukan. Berbagai kelompok seperti Syiah sangat mengancam
muslimah dalam menjaga iffah-nya. Mereka mulai menggeliat di Indonesia
beberapa tahun ini. Jika kaum muslimah tidak semakin waspada dan membentengi
diri dengan aqidah yang benar, maka bisa jadi aqidah Syiah akan merusak
keimanannya. Bukan sekedar itu, doktrin nikah mut’ah yang dianut kaum Syiah
juga siap merobek dan menghancurkan harga diri muslimah negeri ini.
Tidak ada cara terbaik bagi seorang
muslimah untuk selamat dari fitnah tersebut melainkan Istiqomah dalam menjaga
iffah. Maksud menjaga iffah adalah senantiasa menjaga dan menahan
diri dari segala perkara yang dilarang Alloh dan
rosul-Nya . Meskipun jiwanya condong dan ingin
berbuat maksiat, namun keimananannya mampu melawan dan membendung semua itu.
Seorang muslimah yang menjaga iffah-nya
tidak akan tergiur dengan kemanisan dunia. Ia pun tidak akan pernah rela
telanjang dada dan paha demi menuruti aturan kerja. Meskipun diiming-imingi
gaji jutaan rupiah, sedikitpun tak tergiur mengambilnya jika berasal dari jalan
yang tidak berkah. Dia juga tidak silap mata (silau) dengan kata-kata yang
merayunya untuk berbuat nista. Meski manis dan menggoda, namun ia tolak dengan
tegas karena tidak halal baginya.
Agar kaum muslimah tetap istiqomah menjaga ‘iffah
atau kesucian dirinya, beberapa hal di bawah ini bisa membantu meraih hal
tersebut.
Teruslah meningkatkan ilmu, iman, dan takwa
kepada Alloh . Inilah sebenarnya perisai utama kaum muslimah
dalam menghadapi serangan musuh-musuh Islam yang ingin menghancurkan mereka.
Hati-hatilah dalam bergaul dan memilih
teman. Usahakan teman pergaulan kita adalah teman yang sholih, cerdas, dan
bertakwa. Sebab seseorang akan senantiasa berada pada agama dan kebiasaan
temannya. Jika temannya baik maka akan senantiasa mengajaknya kepada kebaikan.
Sebaliknya, jika teman pergaulan buruk ia juga akan senantiasa mengajaknya
kepada keburukan. Oleh karena itu, perhatikanlah dengan siapa seseorang
berteman dalam kehidupan sehari-hari.
Perkuatlah rasa malu kepada Alloh. Tidaklah rasa malu ini mekar dalam
diri muslimah melainkan kebaikan yang akan ia raih. Alangkah indahnya jika rasa
malu ini senantiasa menghiasi kaum muslimah. Sebaliknya jika rasa malu telah
dicabut Alloh dalam
diri seorang wanita maka hal itu adalah petaka bagi wanita. Betapa banyak
wanita berpakaian tapi telanjang, bercampur baur dengan laki-laki asing, bahkan
sampai berani berpeluk cium dengan orang lain menunjukkan bahwa rasa malu telah
hilang dalam diri wanita tersebut. Oleh karena itu, selalu memperbanyak doa
agar diteguhkan Alloh dalam
menjaga kesucian diri.
Senantiasalah meneladani perangai istri
nabi dan
shohabiah dalam
menjaga ‘iffah. Mereka adalah para muslimah teladan yang Alloh pilih
di dunia ini untuk kaum muslimah. Dengan meneladani mereka, keistiqomahan
seorang muslimah akan terbangun dan menguat.
Berusahalah untuk ikut andil dalam
berdakwah dan memperbaiki kondisi kerusakan umat sesuai dengan kemampuan dan
batasan syar’i yang dibolehkan.
Betapa banyak wanita yang mengaku muslimah
namun tidak menjaga kesucian dirinya. Ada diantara mereka yang terjaring dalam
perilaku-perilaku asusila atau tindakan dosa. Setiap hari mereka bersolek dan
berdandan demi ditonton jutaan orang dilayar kaca. Ada juga di antara mereka
yang bangga bisa tampil telanjang di cover majalah atau surat kabar hanya
dengan bayaran beberapa juta saja. Ia lupa bahwa ada harga yang lebih mahal
yang harus ia bayar di akhirat kelak. Yaitu siksa Alloh yang
tidak bisa ditebus dengan apa saja di dunia ini.
Saudariku kaum muslimah yang dirahmati
Alloh …
Menjaga ‘iffah merupakan akhlak tinggi dan
mulia. Oleh karena itu, akhlak ini harus senantiasa dibina dan ditempa. Akhlak
ini juga harus ditanamkan para mudarisah (guru), daiyah (juru dakwah), murobiyah
(pendidik), mursyidah (pembimbing) dan siapa saja yang diamanahi Alloh mendidik
kaum muslimah di berbagai sekolah.
Dengan istiqomah menjaga ‘iffah insya
Alloh kaum
muslimah akan menjadi sosok mulia dan indah di sisi Alloh dan
manusia. Wallohu a’lam bishowab.
0 Response to "MENJAGA IFFAH DI ZAMAN PENUH FITNAH"
Posting Komentar