6 CARA MENJALANI HIDUP MENJANDA



Menjanda karena sebab perceraian atau meninggalnya suami bagaimanapun juga tidak lepas dari takdir dan ketentuan Alloh yang harus diimani, dan sedih pasti ada. Ketabahan, ketegaran dan ridha itulah jawaban untuk menghadapi apa yang sedang para wanita muslimah yang menjanda. Hanya Alloh lah tempat memohon pertolongan.

Menjadi janda itu sendiri bukanlah serta-merta sebuah aib. Mengingat, syariat memberi jalan bagi suami istri yang mengalami kebuntuan dalam menyelesaikan konflik rumah tangga untuk bercerai yang nantinya mengakibatkan pihak wanita berstatus janda. Berbeda halnya jika bila perceraian dilakukan tanpa alasan-alasan yang dibenarkan syariat, atau dalam rangka mempermainkan hukum talak dalam syariat Islam yang mulia. Maka, dalam konteks ini, Islam melarang. Dan yakinlah jika memang perceraian terjadi karena sebab-sebab yang dibenarkan syariat, maka Alloh akan mencukupkan keduanya.

Hal ini sebagaimana firman Alloh  dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat yang ke 130,
Jika keduanya bercerai, Maka Alloh akan memberi kecukupan kepada masing-masingnya dari limpahan karunia-Nya. dan adalah Alloh Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Bijaksana.”
Sebagai seorang wanita muslimah yang beriman kepada Alloh. hendaknya orang yang telah menjadi di janda, berintrospeksi diri.

Jika seorang wanita menjanda terjadi karena perceraian, maka janganlah selalu menyalahkan mantan suami atau pihak ketiga. Mungkin saja, kit telah berbuat sesuatu yang menyumbang terjadinya keretakan rumah tangga, disamping apa yang dilakukan suami dan pihak ketiga menurut pengamatan kita. Misalnya, tidak menjalankan salah satu hak suami dengan sebaik-baiknya. 

Introspeksi ini bisa menjadi salah satu faktor penenang hati, lantaran telah terbentuk kesadaran kalau kita juga kadang mau menangnya sendiri, berbuat salah tapi tidak menyadari, atau terlalu mengedepankan ego pribadi. Dengan begitu, kesalahan yang sama insya Alloh  tidak terulang lagi di masa depan, apalagi bila kita dimudahkan oleh Alloh mendapatkan pasangan hidup yang baru.

Kemudian orang yang menjanda hendaknya senantiasa Menjaga diri.
Menjanda akan menimbulkan dampak buruk ketika si wanita tidak menjaga diri, atau tidak memenuhi hukum-hukum yang termuat dalam ayat-ayat al-Qur`an tentang perceraian. Jadi, hendaknya menjaga sikap selaku muslimah. Berpakaianlah sesuai dengan petunjuk syariat. Hindari hal-hal yang dapat mencoreng kehormatan, seperti sering keluar apalagi di waktu malam. Rumah adalah tempat terbaik bagi muslimah. Kalau terpaksa bekerja di luar rumah, maka tidak boleh melanggar syari’at dan pilihlah jenis pekerjaan yang jauh dari campur-baur dengan lawan jenis. 

Kemudian hendaknya orang yang menjanda juga Tegar dengan taqdir Alloh .
Sejatinya, janda juga seorang manusia yang tak bisa membuat takdir atas diri sendiri. Bila memang biduk rumah tangga tak bisa lagi dikayuh karena hal sangat prinsipil(terutama yang menyangkut akidah. Status menjanda adalah sebuah takdir yang memang harus dijalani, jemputlah dengan segenap kekuatan jiwa dan raga serta tetaplah bersyukur. Jangan sampai bola salju yang bernama “janda” itu justru lebih dahulu menghantam, hingga kita lumat di dalamnya dan membuat anggapan miring masyarakat semakin mendapat pembenaran.


Kemudian jika kita menjanda hendaknya merasa Terhormat Meski Sendiri.
Hal ini sebagaimana contoh mulia, Khadijah . Semasa jahiliyah, dimana perempuan Arab adalah jenis manusia yang direndahkan, beliau mampu berdiri dengan agung. Menjadi wanita terhormat yang dikagumi, meski beliau menyandang status janda. Tak ada anggapan miring yang hinggap pada sosoknya, karena ia adalah perempuan yang sangat pandai menjaga diri.
Ia pun tak menjadi orang yang mengemis belas kasihan pada orang lain, karena ia mampu berdiri tegak di atas kedua kakinya.

Ketika ia memutuskan untuk kembali menikah pun, ia berhasil menjalani kehidupan yang lebih baik bersama Rasululloh , ketimbang dengan dua suami terdahulunya.

Ibunda Khadijah memang luar biasa. Namun, Ibunda Khadijah juga manusia biasa yang langkahnya dapat dijejak kembali oleh Muslimah di masa sekarang. Artinya, bila takdir berbicara bahwa kita harus menjanda, hiduplah menjadi seorang janda layaknya Ibunda Khadijah . Yakni, janda yang tegar dan kuat, tak lelah untuk bejuang di jalan Alloh untuk menjalani kehidupan, janda yang menjadikan warna hidupnya bahkan lebih baik dan lebih mulia meski sendiri.

Menjadi janda yang terhormat memang tak mudah. Perjalanan untuk menjadi sosok yang demikian juga bukan masa yang ringan. Butuh kesabaran dan tekad yang kuat untuk tetap berorientasi pada “hari esok yang lebih baik”. Sebab, masyarakat kita terbiasa menyaksikan seorang janda yang tenggelam dalam kesedihan pasca kematian suaminya atau pasca bercerai, ketimbang yang langsung bergerak mengusahakan yang terbaik, berjuang, bangkit dengan lebih kuat dan tegar untuk kembali mejalani hidup yang lebih baik untuk kehidupan dirinya dan anak-anaknya.

kemudian hendaknya kita Lebih Baik dari Sebelumnya.
Namun demikian, bukan berarti seorang janda sebaiknya memilih untuk tetap sendiri setelah suaminya berpulang atau bercerai. Karena, menikah lagipun pilihan yang baik untuk seorang janda. Akan tetapi, bila seorang janda hendak menikah lagi, alangkah lebih baik jika terlebih dahulu memperhatikan langkah yang pernah ditempuh oleh Ummu Salamah ,

Suaminya, Abu Salamah sebelum meninggal, meminta istrinya untuk menikah lagi. Abu Salamah pun berdoa kepada Alloh untuk mengaruniakan seorang laki-laki yang lebih baik darinya dan tidak menyengsarakan serta menyakiti istrinya. Berbekal permohonan suaminya pada Alloh itulah, Rasulullah pun akhirnya meminang Ummu Salamah. Maka siapakah manusia yang lebih baik dari Rasulullah  ?

Alangkah indah bila pernikahan seorang janda Muslimah lebih baik dari pernikahan sebelumnya. Hal ini sangat penting karena seorang janda pasti telah memiliki pengalaman hidup bersama suaminya yang terdahulu. Bila pernikahan selanjutnya tidak lebih baik dibanding pernikahan yang sebelumnya, pasti akan banyak penyesalan yang menjelma.

Karena itu, seorang janda Muslimah sebaiknya lebih berhati-hati dalam memilih calon suami yang akan mendampinginya. Ibunda Khadijah pun mengajarkan yang demikan.

Beliau sangat selektif dalam memilih pasangan hidupnya. Hampir seluruh pemuka bangsa Arab menawarkan pinangan, tetapi beliau tetap diam dalam keagungannya.

Semoga Alloh memberikan rizki kepada para janda yang beriman dan bertaqwa dan memasukan mereka kedalam jannah-Nya. Aamiin, Wallohu a’lam

Wassalamu’alaikum warohamtullohi wabarokatuh.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "6 CARA MENJALANI HIDUP MENJANDA"

Posting Komentar