Hari ini, syariat jilbab mulai banyak
diserang dan diobok-obok oleh para musuh Islam. Mulai dari meragu-ragukan
kewajiban berjilbab, mengatakan jilbab sekedar budaya Arab, atau menganggap bahwa
jilbab hanyalah mengekang kebebasan wanita modern saja. Di samping isu-isu
santer tersebut, merebak pula fenomena yang menistakan syariat jilbab, yaitu
menjamurnya jilbab punuk unta di masyarakat Islam.
Memang seiring dengan perkembangan mode
yang begitu pesat di berbagai negara, bermunculan pula beragam jenis modifikasi
jilbab. Awalnya mereka hanya menawarkan desain-desain pakaian jahiliyah. Namun,
semakin lama modifikasi mulai merambah ke pakaian wilayah syar’ i yang
seharusnya tidak ada campur tangan manusia untuk mengotak-atiknya.
Akhirnya, model jilbab pun bermunculan. Ada
jilbab Pashmina dengan beragam variannya, jilbab Paris, jilbab rajut, dan
seabrek macam yang semuanya hanya mengacu pada unsur kecantikan, penampilan,
modis, style, dan modernitas palsu. Di dalam model tersebut sama sekali tidak
mempertimbangkan syarat-syarat hijab yang syar’i. Lebih memalukan dan
memilukan lagi tatkala hijab gadungan tersebut mulai dikonteskan.
Sebut saja seperti hijab hunt, world
muslimah, kontes foto jilbab hingga berbagai kontes lainnya yang intinya adalah
kontes kecantikan. Jadi jujur saja, sebenarnya bukan kontes jilbab, namun
kontes kecantikan para pemakai jilbab. Lantas apakah standar penentuan
pemenangnya? Apakah yang paling syar’i yang paling menang? Tentu tidak, yang
paling menang adalah yang paling terlihat cantik, modis, atau bahkan yang
paling seksi meski tampil berjilbab. Laa haula wala quwata illa billah.
Jauh hari sebelum fenomena jilbab punuk
unta ini muncul, Nabi telah mensinyalir fenomena jilbab punuk
unta ini. Kalau dahulu para sahabat tidak mendapati realitanya, namun kita
sekarang berada di era pembuktiannya. Sungguh benar apa yang disabdakan nabi berikut
ini:
“Dua
golongan penghuni neraka yang belum pernah saya lihat sebelumnya; sebuah kaum
yang membawa cemeti seperti layaknya ekor-ekor sapi yang mereka gunakan untuk
memukuli manusia, kemudian wanita yang mengenakan pakaian tapi telanjang,
berlenggak-lenggok ketika berjalan, kepala-kepala mereka seperti punuk-punukunta
yang condong; wanita seperti ini tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium
aromanya, padahal sungguh aroma surga dapat tercium dari jarak perjalanan
sekian dan sekian.” (HR. Muslim)
Hadis ini dikatakan para ulama sebagai
salah satu tanda hari kiamat kecil yang sedang berjalan. Golongan pertama dari
penghuni neraka yang belum pernah dilihat Nabi tesebut adalah suatu kaum yang membawa cemeti
seperti layaknya ekor-ekor sapi yang mereka gunakan untuk memukuli manusia.
Mereka adalah para aparat zholim yang main hakim sendiri dalam menghukum
manusia.
Mentang-mentang mereka diangkat menjadi aparat, seringkali
disalahgunakan jabatannya untuk menzholimi manusia. Bukankah fenomena ini
sekarang banyak kita saksikan diberbagai negeri kaum muslimin yang mana para
ulama, dai, aktivis, senantiasa dizholimi dan nyawa mereka dihargai sangat
murah oleh para tentara yang zholim? Mereka seringkali difitnah dengan teroris
atau orang-orang yang senantiasa berbuat kerusakan di atas muka bumi.
Adapun golongan yang kedua, maka inilah
golongan yang dimaksud dalam pembahasan ini. Yaitu wanita yang kepala mereka
laksana punuk unta. Dalam menjelaskan hadis ini Imam Nawawi berkata,’kasiyat
‘ariyat’ di dalam hadis tersebut maknanya adalah wanita yang menyingkap
sebagian dari tubuhnya untuk menunjukkan keindahannya, maka mereka berpakaian
akan tetapi telanjang. Atau berpakaian dengan pakaian tipis yang menampakkan tubuhnya.
Wanita seperti ini pun hakikatnya berpakaian tapi telanjang. Adapun makna ‘mailat
mumilat’ mereka melenceng dari ketaatan Alloh ,berjalan sombong,
tidak menjaga kesuciannya serta mengajari orang lain berbuat sepertinya.
Sedangkan dalam menjelaskan “kepala mereka laksana punuk unta” maksudnya:
“Mereka
memperbesar kepala mereka dengan kerudung, sorban atau kain sejenisnya yang
digunakan untuk menutup kepala, sehingga dengan penutup tersebut kepala mereka
menyerupai punuk-punuk unta.”
Subhanallah, kita benar-benar mendapati
realita kebenaran wahyu ini.
Sungguh mengerikan dan menakutkan. Bukankah jilbab
punuk unta inilah yang hari ini dipopulerkan para artis dan dijadikan trend kebanyakan
muslimah hari ini? Bukankah jilbab ini juga yang hari ini memenuhi toko-toko
baju, boutique, dan mall-mall atau bahkan dipakai keluarga kita sendiri? Allohu
al-Musta’an.
Sungguh fenomena yang menyedihkan.
Bagaimana tidak, muslimah yang memakai jilbab syar’i justru dibilang aliran
keras, ekstrimis, teroris, fundamentalis, Islam kolot, sesat, dan cemoohan lainnya.
Sebaliknya, pakaian jahiliyah yang seksi dan membuk aurat justru dikatakan
sebagai pakaian trendi dan modern.
Saudariku kaum muslimah yang dirahmati
Alloh…
Coba renungkanlah sejenak. Jika
pemakai jilbab punuk unta saja diancam dengan tidak bisa mencium
aroma surga? Lantas bagaimana dengan mereka yang tidak berjilbab, bahkan
mereka yang suka pamer aurot? Oleh karena itu, kembalilah kepada hijab Islami.
Itulah kemuliaan sejati seorang muslimah di dunia ini. Jilbab-jilbab gadungan
itu hanya akan membuat dirimu jauh dari rahmat Alloh.
Biarkanlah orang mencibir dengan jilbab
islami, biarkan orang mencela saat engkau memakai hijab syar’i. Yakinlah celaan
itu hanyalah sesaat saja. Jangan bersedih wahai muslimah pemakai hijab islami,
karena engkau permata berharga ketika kesucianmu indah terjaga. Engkau akan
lebih bercahaya dengan mengenakan jilbab sesuai dengan syariat-Nya.
Semoga Alloh senantiasa menjaga para muslimah dari berbagai
fitnah yang menjauhkan dan menipu mereka dari agama Alloh.
Wallohu Ta’ala a’lam
Jilbab punuk unta sudah dijelaskan dalam hadits nabi
BalasHapus