Peran Muslimah dalam Dakwah. Semoga dengan
pembahasan penting kali ini bisa memotivasi kaum muslimah untuk ikut andil
dalam dakwah di jalan Alloh subhanahu wata’ala melalui berbagai sarana dan
media sesuai dengan kemampuan mereka.
Kaum muslimah adalah salah satu benteng
dari benteng-benteng Islam yang tidak boleh dirongrong, apalagi dirusak. Di
pundak mereka, ada tanggung jawab besar untuk melindungi, mendidik, dan menjaga
umat dari berbagai kerusakan yang menyesatkan.
Apabila para muslimah senantiasa
istiqāmah dalam mengayomi umat, maka seluruh lapisan masyarakat pun
akan terlindungi. Kesholihan dan kesucian jiwa mereka merupakan jalan untuk
melindungi umat dari kemunduran dan kesenangan menurutkan hawa nafsu.
Karena itulah, maka musuh-musuh Alloh
sunhanahu wata’ala baik dari kalangan Westernis maupun Sekuleris senantiasa berusaha
keras untuk dapat menghancurkan benteng kokoh yang mulia dan memecahkan permata
yang belum terjamah ini.
Mereka mulai menyebarkan racun dan rayuan
maut untuk menjerumuskan kaum muslimah dari agama dan ketakwaannya. Mereka juga
memobilisasi berbagai media massa untuk mengiklankan beragam bentuk perbuatan
keji lagi lacur sebagai suatu seni atau sebagai sebuah peradaban. Mereka pun menyebarkan
pula peradaban semu yang hina, seperti komoditi seksual, dengan tujuan untuk
merubah tatanan masyarakat dan opini publik terhadap kaum muslimah.
Sesungguhnya kita semua dituntut untuk
mengetahui dengan seksama bahwa realita umat kita, baik dari segi sosial-masyarakat
maupun dari sisi dakwah, me-nunjukkan satu kesimpulan pasti bahwa kita semua
kurang memberikan porsi dan perhatian yang cukup untuk mendakwahi kaum
muslimah.
Kitapun melihat bahwa kebanyakan muslimah
yang insya Alloh shalihah, masih lebih banyak diam dari pada berdakwah kepada
sesama muslimah.
Bahkan, kebanyakan mereka hanya pandai mencari
berbagai alasan semu atau kambing hitam, agar ketidakmampuan dan sifat diam
mereka dapat dilegalkan secara syar’i.
Bukankah secara pasti kita semua mengetahui
bahwa rintangan dakwah yang dihadapi oleh kaum wanita lebih banyak daripada
yang menimpa saudara-saudaranya, kaum lelaki?
Namun, kenapa masih banyak juga para muslimah
yang enggan bahkan bermalas-malasan ikut andil dalam dakwah semampu mereka?
Inilah pertanyaan yang seharusnya direnungkan untuk para muslimah.
Marilah sejenak bersama-sama kita merenungi
kabar berita di dalam Shohih Bukhori dari Abū Huroiroh radhiyallahu anhu
tatkala berkata:
“Ada seseorang wanita berkulit hitam meninggal
dunia dan dia adalah orang yang senantiasa menyapu masjid, dan kematiannya
belum diketahui oleh Rasululloh. Maka, hari berikutnya beliau diinformasikan tentang
hal tersebut, maka beliau berkata, “Apakah yang telah dikerjakannya? Lalu
dijawab: Dia telah meninggal, wahai Rasulullah! Beliau berkata: Maukah kalian
menginformasikannya lebih lanjut? Maka merekapun menjawab, “Sesungguhnya dia
itu begini dan begini –tentang kisah hidupnya–, seakan-akan merendahkannya.
Maka beliau berkata, “Tolong tunjukkan kepadaku kuburannya!” Kemudian beliau
mendatangi kuburannya dan menyolatkannya”
Subhānallah...seorang wanita yang oleh kebanyakan
orang dipandang dengan sebelah mata ataupun hina...Namun nilai kemuliaannya di
sisi Rasulullah sallallohu alaihi wassalam sangatlah agung sehingga beliau
menanyakan hal-ihwalnya dan juga menyolatkannya.
Wanita tersebut telah menunaikan tugas dan
tanggung jawabnya meskipun diang-gap sepele. Akan tetapi, di sisi Alloh
subhanahu wata’ala merupakan amalan yang agung sehingga berhak mendapatkan
pujian dan perhatian dari Rasulullah sallallohu alaihi wassalam. Sesungguhnya
hal ini adalah suatu bentuk peran serta muslimah dalam medan dakwah. Ia
bersungguh-sungguh dalam berkhidmat kepada kaum muslimin dalam menjaga
kebersihan tempat ibadah atau masjid.
Itulah gambaran amalan mulia yang berasal
dari seorang wanita lemah dalam pandangan orang lain...Namun hatinya adalah
hati yang dipenuhi dengan ketaatan yang sanggup untuk melahirkan kesungguhan
dan pengorbanan, tanpa disertai perasaan malu atau malas sedikitpun.
Sesungguhnya hal ini adalah suatu bentuk peran
dakwah, yang membuat bangga hati orang-orang yang memiliki nurani yang sensitif
dalam kebaikan dan senantiasa bergelora untuk berjuang. Maka, diapun bangkit
untuk segera mempersembahkan kemampuan dirinya untuk mengharap wajah Allah
sunhanahu wata’ala semata. Ia beramal tanpa menunggu orang lain saja yang akan
berbuat.
Ternyata banyak sekali pengaruh yang meresap
dalam jiwa tatkala kita menyak-sikan kebiasaan yang telah mendarah daging seperti
ini; dan ternyata sering kita lihat. Sebaliknya, kita menyaksikan bahwa kebanyakan
wanita shalihah-kecuali yang dirahmati Alloh- justru berpaling dan menghindar
dari amanat dan tanggung jawab yang besar ini.
Banyak sekali medan-medan dakwah yang
strategis untuk dimaksimalkan bagi muslimah dalam berdakwah. Bukan hanya dalam
lingkup keluarga, di masyarakatpun sangat butuh andil muslimah untuk berdakwah
sesama mereka.
Tidakkah hati kita merasa miris tatkala
menyaksikan beragam kerusakan yang menimpa saudari-saudari kita? Tabbaruj,
pacaran, gosip, kesyirikan, menyebar di masyarakat kita siang dan malam.
Lantas, kenapa kondisi ini kurang direspon oleh para muslimah yang telah
diberikan Alloh subhanahu wata’ala limpahan hidayah?
Sekaranglah saatnya, kaum muslimah bangkit
untuk mulai mempersiapkan diri. Sudah saatnya kaum muslimah ikut andil di medan
dakwah sesuai dengan kesanggupan mereka. Sesungguhnya kelalaian muslimah dalam
dakwah merupakan kesempatan emas bagi musuh-musuh Alloh untuk merusak para
pendidik generasi robbani.
Mari satukan langkah untuk terus bergerak
dalam dakwah demi membenahi kerusakan umat ini. Semoga Alloh subhanahu wata’ala
mencatat kita sebagai orang-orang yang jujur dalam berjuang fisabilillah. Amin
. Wallahu a’lam.
peran wanita pertama dalam syiar islam adalah Ummul Mukminin Siti Khadijah, dari beliaulah islam bisa memiliki pondasi yang kokoh hingga sekarang, ndak kebayang seandainya saat itu istri Rasulullah bukanlah siti khadijah,...tapi semua adalah kehendak Allah..bicara medan dakwah, sebenarnya ndak perlu sih jauh2,..dalam rumah tangga saja dalah medan dakwah apalagi jika sudah punya anak,.luar biasa pengkaderan seorang anak, saya sendiri sudah sangat merasakannya
BalasHapus