Mendidik anak dibutuhkan pendidik-pendidik yang
mengerti bagaimana kita harus mendidik. Seorang pendidik tentu diharuskan
memiliki sifat-sifat pokok, sifat-sifat dasar yang membantu kita ketika sedang
melaksanakan pendidikan kita kepada anak-anak didik kita. Memang, manusia yang
sempurna tidak ada selain para Nabi dan para Rosul.
Namun, kita sebagai manusia biasa harus berusaha
semaksimal mungkin, meniru pendidik yang paling mulia Rosululloh sholallohu
‘alaihi wasallam, yang Beliau adalah pendidik teladan secara mutlak. Baik
mendidik anak-anak, maupun mendidik siapapun. Dan hendaklah para pendidik
memberikan contoh dengan akhlak-akhlak yang terpuji, karena pendidik ibaratnya
adalah benda, anak-anak didik ibarat bayang-bayang. Apabila benda itu lurus,
maka luruslah bayangan benda tersebut. Jika benda itu bengkok, maka jangan
harap bayangan benda itu akan menjadi lurus. Artinya, jika pendidik itu baik,
insyaAlloh anak didiknya akan baik. Begitupun sebaliknya.
Berikut adalah sifat yang perlu dimiliki oleh kita
sebagai pendidik, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rosululloh sholallohu
‘alaihi wasallam, diantaranya,
Pertama.
Kasih Sayang,
Sifat ini wajib dimiliki oleh setiap pendidik.
Karenanya, orang yang hatinya keras, tidak layak menjadi pendidik.
Sebab, kasih
sayang ini merupakan perasaan sensitif yang secara otomatis bisa mendorong
pendidik untuk suka meringankan beban orang yang dididiknya.
Ketika membicarakan sifat-sifat Rasulullah sholallohu
‘alaihi wasallam, kita akan menyaksikan, bagaimana Beliau memendekkan sholatnya
ketika mendengar tangis anak kecil di belakang shaf, karena kasih sayang Beliau
kepada ibunya yang merasakan kepedihan tangis anaknya.
Kita juga bisa menyaksikan bagaimana Beliau sholallohu
‘alaihi wasallam telah menerima penganiayaan orang-orang musyrik Makkah, dan di
Thoif pun Beliau sholallohu ‘alaihi wasallam mendapatkan hal yang sama, ketika
Beliau sholallohu ‘alaihi wasallam didatangi Malaikat penunggu gunung agar
diperintahkan untuk menghancur leburkan suku Tsaqif, yang telah menghina dan
menganiaya Beliau sholallohu ‘alaihi wasallam, maka perasaan kasih sayang yang
memenuhi qolbu Beliau sholallohu ‘alaihi wasallam sang pendidik agung itu pun
tergerak, kemudian Beliau sholallohu ‘alaihi wasallam mengubah adzab dengan doa
untuk mereka, Beliau berdo’a, “Semoga
Alloh melahirkan dari generasi mereka, orang yang menyembah-Nya”.
Anas bin Malik juga pernah berkata, “Saya tidak pernah
melihat orang yang begitu menyayangi keluarganya, melebihi Rosululloh
sholallohu ‘alaihi wasallam”.
Yang
kedua. Sabar,
sabar adalah bekal setiap pendidik. Setiap pendidik
yang tidak berbekal kesabaran, ibarat musafir yang melakukan perjalanan tanpa
bekal. Bisa jadi dia akan celaka, atau kembali.
Jika kita menelusuri biografi sang pendidik agung, Nabi
sholallohu ‘alaihi wasallam ini, kita akan melihat bahwa Beliau sholallohu
‘alaihi wasallam merupakan lambang kesabaran yang patut dikibarkan, sabar
terhadap penganiayaan kaumnya yang dilakukan terhadap tubuh Beliau sholallohu
‘alaihi wasallam, juga penyiksaan mereka terhadap jiwa Beliau sholallohu
‘alaihi wasallam, sampai urusan yang Beliau sholallohu ‘alaihi wasallam emban
itu nampak jelas di hadapan mereka, dan kecemerlangan tujuan Beliau sholallohu
‘alaihi wasallam pun terlihat dengan jelas di depan mata mereka. Maka,
kebencian mereka kepada Beliau sholallohu ‘alaihi wasallam pun berubah menjadi
cinta, dan penganiayaan mereka berubah menjadi kasih sayang.
yang
ketiga. Cerdas,
seorang pendidik harus pandai dan cerdas, fathonah,
sehingga ia bisa menganalisa masalah obyek didiknya yang sangat rumit. Jika
masalah tersebut baik, ia bisa menjadikannya sebagai cara terbaik bagi obyek
didik tersebut, untuk mengembangkannya.
Dan jika masalah tersebut buruk, ia bisa memilih cara
terbaik untuk menyelesaikannya. Dia juga bisa menganalisis apa yang
bersangkutan dan tidak dengan obyek didiknya.
Dia juga bisa memahami emosi jiwanya dengan melihat
raut mukanya. Juga bisa memahami perbedaan-perbedaan pribadi di antara mereka
yang begitu rumit. Sebab, tugasnya adalah menyelami relung jiwanya melalui
perbedaan-perbedaan tersebut, atau memanfaatkannya dengan maksimal untuk
mengarahkan tiap individu pada hal-hal yang bisa diraihnya.
Rosululloh sholallohu ‘alaihi wasallam sebagai utusan
Alloh ‘Azza wa Jalla, telah dihujani oleh Alloh ‘Azza wa Jalla dengan sifat
kecerdasan sebagai fitrah asal Beliau sholallohu ‘alaihi wasallam. Seluruh
analisis yang menganalisis kepribadian Rosululloh sholallohu ‘alaihi wasallam,
dan para Ulama ushuluddin telah sepakat, bahwa Rosululloh sholallohu ‘alaihi
wasallam secara pribadi serta Rosul-Rosul yang lain mempunyai sifat cerdas.
yang
keempat. Tawadhu, atau rendah hati.
Seorang pendidik harus bersikap tawadhu kepada obyek
didiknya. Sebab, kesombongannya hanya akan menambah jarak antara dirinya dengan
obyek didiknya. Dan, ketika jarak tersebut semakin renggang, maka pengaruhnya
akan hilang.
Rasulullah sholallohu ‘alaihi wasallam sebagai penghulu
para pendidik, adalah orang yang paling tawadhu, hingga begitu tawadhunya
sampai ketika Beliau sholallohu ‘alaihi wasallam bertemu anak-anak, Beliaulah
yang terlebih dulu mengucapkan salam kepada mereka. Hingga ketika salah seorang
budak perempuan Madinah meraih tangan Rosululloh sholallohu ‘alaihi wasallam, dia pun bisa menggapainya dengan sesuka
hatinya. Bahkan, ketika Beliau sholallohu ‘alaihi wasallam bertemu seorang lelaki,
Beliau sholallohu ‘alaihi wasallam pun menyalaminya, dan tidak melepaskan
tangan Beliau sampai lelaki itu melepaskan tangannya. Beliau sholallohu ‘alaihi
wasallam juga tidak memalingkan mukanya sampai lelaki itu memalingkan mukanya.
Yang
kelima. Berhati Lembut, hilm.
Seorang pendidik harus berlapang dada dan berhati
lembut, hilm. Dia tidak boleh dihasut oleh kesalahan, bahkan oleh penghinaan
yang ditujukan kepadanya. Tetapi, dia harus menyimpannya kemudian
mengemukakannya dengan nada meremehkannya, yaitu tidak membesar-besarkan
masalah tersebut. Setelah itu, dia harus mengarahkan perhatiannya untuk
memecahkan faktor penyebab kesalahan tersebut.
Rasulullah sholallohu ‘alaihi wasallam adalah orang
yang paling berhati lembut, hingga tak seorang pun bisa menghina Beliau. Telah
diriwayatkan dari Anas bin Malik, ia berkata, “Saya pernah berjalan dengan
Rosululloh sholallohu ‘alaihi wasallam dan Beliau memakai selimut buatan
Najran, yang kulit luarnya kasar. Ketika Beliau sholallohu ‘alaihi wasallam
diketahui oleh orang Badui, tiba-tiba orang tersebut menarik selendang atau
syal Beliau sholallohu ‘alaihi wasallam dengan tarikan yang sangat kuat,
sehingga saya melihat leher Rosululloh sholallohu ‘alaihi wasallam meninggalkan
bekas kulit selimut akibat kuatnya tarikan tadi. Kemudian orang tersebut
berkata, ‘Wahai Muhammad, berikan kepadaku harta Alloh yang kamu miliki.
Dalam riwayat lain dikatakan, “Anda tidak membawakan
untukku dari harta Anda, dan juga harta bapak Anda”. Rosululloh sholallohu
‘alaihi wasallam kemudian menoleh kepadanya, dan tersenyum, lalu memerintahkan
shahabat agar dia diberi harta benda”.
yang
keenam, Pemaaf dan Pengampun.
Kelembutan hati Rosululloh sholallohu ‘alaihi wasallam
tatkala perlakuan buruk ditujukan kepada pribadi Beliau sholallohu ‘alaihi
wasallam, membuat Beliau sholallohu ‘alaihi wasallam selalu menyertainya dengan
ampunan dan pemberian maaf kepada pelakunya, agar orang itu bisa memulai
kembali kehidupan barunya.
Seperti contohnnya Rosululloh sholallohu ‘alaihi
wasallam telah memaafkan orang Yahudi yang menyihirnya. Beliau sholallohu
‘alaihi wasallam juga telah memaafkan seorang wanita yang telah menaburkan
serbuk racun dalam daging kambing yang disajikan kepada Beliau. Beliau
sholallohu ‘alaihi wasallam juga memaafkan Ghaurats yang berniat membunuh
Beliau. Demikian juga memaafkan orang yang berbuat nista kepada Beliau
sholallohu ‘alaihi wasallam, termasuk orang Badui yang telah menarik syalnya,
hingga kulit selimutnya membekas di leher Beliau. Beliau sholallohu ‘alaihi
wasallam juga bisa memaafkan orang Badui yang diberi sesuatu oleh Beliau,
kemudian Beliau bertanya kepada orang Badui tersebut, “Apakah aku sudah berbuat
baik kepadamu?”. Orang Badui menjawab, “Tidak. Dan Anda pun tidak pernah
berbuat baik”.
Beliau sholallohu ‘alaihi wasallam juga telah memaafkan
penduduk Makkah, setelah mereka menganiaya dan mengusir Beliau dari negerinya,
serta memerangi Beliau di mana saja Beliau berada. Beliau sholallohu ‘alaihi
wasallam bersabda kepada mereka, “Tak ada celaan sedikit pun yang layak
ditujukan kepada kalian. Pergilah!, kalian semuanya bebas”.
Yang
ketujuh, Kepribadian yang Kuat.
Syarat bagi seorang pendidik harus mempunyai
kepribadian yang kuat, tidak cacat dan diragukan, agar berpengaruh terhadap
obyek didiknya. Kepribadian yang kuat tidak memerlukan banyak hukuman atau
sangsi, sebaliknya bisa mencegah terjadinya banyak kesalahan serta mampu
menanamkan keyakinan dalam diri.
Rosululloh sholallohu ‘alaihi wasallam benar-benar
mempunyai kekuatan pribadi, yang bisa Beliau gunakan untuk menghujani hati
musuh-musuh Beliau dengan keyakinan, begitu pertama kali bertemu dengan Beliau
sholallohu ‘alaihi wasallam.
Telah dituturkan mengenai sifat Beliau sholallohu
‘alaihi wasallam, bahwa “Orang yang melihat Beliau sholallohu ‘alaihi wasallam pasti
kagum kepada kepribadiannya”.
yang
kedelapan, Percaya Sepenuhnya pada Tugas Pendidikan.
Istilah para pengkaji mengenai sifat ini berbeda-beda.
Ada yang menyebutnya dengan Iman, yakni keyakinan penuh, tetapi ada juga yang
menyebutnya dengan hubbul amal, yakni cinta pada tugas, dan ada juga yang
menyebutnya dengan iqtina bil amal, yakni percaya penuh pada tugas.
Sifat ini merupakan prasyarat yang harus dipenuhi oleh
seorang pendidik. Sebab, pendidikan merupakan kontribusi mental dan spiritual.
Jika seorang pendidik tidak percaya sepenuhnya dengan tugas pendidikannya,
niscaya tidak akan mampu memberikan kontribusi ini.
Inilah suatu tauladan baik yang dipraktekkan oleh
teladan kita, dan contoh yang baik bagi setiap Muslim yang menginginkan
kebaikan dan keselamatan bagi anak-anak kita. Semoga Alloh ‘Azza wa Jalla
menjadikan kita pendidik-pendidik yang baik bagi anak-anak kita. Aamiin.
Wallohu a’lam.
Wassalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.
0 Response to "8 SIFAT PENDIDIK YANG BERHASIL"
Posting Komentar