Ada
perseteruan abadi antara manusia dengan setan berkenaan dengan anak cucu
manusia. Setan sendiri telah bersumpah untuk terus berusaha menjauhkan manusia
dari jalan Allah ‘Azza wa Jalla, dan menghalangi mereka untuk menaati-Nya. Hal
ini telah dijelaskan Alloh ‘Azza wa Jalla di dalam Firman-Nya agar kita
mengerti betul tentang persoalan ini sehingga kita bisa mewaspadai hal itu.
Alloh
‘Azza wa Jalla telah memberikan kesempatan kepada kita untuk mendidik anak-anak
kita, pada periode kanak-kanak yang masih suci sebelum setan mendapat giliran
untuk memengaruhinya. Jika kedua orang tua gagal menggunakan kesempatan ini,
maka perjalanan mendasar yang begitu penting dan sangat kuat itu telah hilang.
Keduanya perlu melakukan upaya yang jauh lebih keras lagi di masa berikutnya
untuk memperbaiki anak-anaknya. Sebagaimana Firman Alloh ‘Azza wa Jalla di
dalam Qur’an Surat Al-Isro ayat 62 sampai 64, yang artinya,
“Dia
iblis berkata, "Terangkanlah kepadaku, inikah orangnya yang Engkau
muliakan atas diriku?. Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai
hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali
sebahagian kecil". Alloh berfirman, "Pergilah, Tapi barangsiapa di
antara mereka yang mengikuti kamu, Maka Sesungguhnya neraka Jahannam adalah
balasanmu semua, sebagai suatu pembalasan yang cukup.
Dan
hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan
kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki,
dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah
mereka. dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan
tipuan belaka”.
Berkenaan
dengan hal ini, ada sebagian orang yang diuji Allah dengan tidak dikaruniai
nikmat anak. Ini semata-mata karena adanya hikmah di balik itu yang memang
sengaja direncanakan oleh Alloh, agar hati orang yang diuji itu senantiasa
menghadapkan diri kepadaNya, dan agar selalu berdoa memohon anak, terutama anak
yang shalih. Alloh ‘Azza wa Jalla berfirman, di dalam Qur’an Surat Asy-Syuro
ayat 49 sampai 50,
Artinya,
“Kepunyaan
Alloh-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia
memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki, dan memberikan anak-anak
lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki. Atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki
dan perempuan kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Dia menjadikan mandul
siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha mengetahui lagi Maha Kuasa”.
Namun. Masyarakat jahiliyah
mencari penyelesaian masalah ini dengan mencari pengganti lain, yaitu dengan
mengadopsi anak orang lain, lalu dididik dan dinisbatkan kepada diri mereka
seperti layaknya anak kandung. Ayat-ayat Al-Quran jelas melarang praktik
seperti ini, sekaligus memerintahkan mengembalikan sesuatu kepada tempatnya,
yaitu menisbatkan seorang anak kepada ayahnya sendiri. Sebagaimana Firman Alloh
‘Azza wa Jalla di dalam Qur’an Surat Al-Ahzab ayat ke-4 sampai 5, yang artinya,
“Alloh
sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya, dan
Dia tidak menjadikan istri-istrimu yang kamu zhihar itu sebagai ibumu, dan Dia
tidak menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak kandungmu sendiri.
yang
demikian itu hanyalah perkataan dimulutmu saja. dan Alloh mengatakan yang
sebenarnya dan Dia menunjukkan jalan yang benar.
Panggilah
mereka anak-anak angkat itu dengan memakai nama bapak-bapak mereka. Itulah yang
lebih adil pada sisi Alloh, dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka,
Maka panggilah mereka sebagai saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu. dan
tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf padanya, tetapi yang ada
dosanya apa yang disengaja oleh hatimu. dan adalah Alloh Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang”.
Demikianlah
pembahasan kita pada edisi kali ini. Semoga menjadi motivasi bagi kita untuk
lebih memperhatikan pendidikan anak kita, utamanya pendidikan agama mereka,
karena pada gilirannya semua itu manfaatnya untuk kebaikan diri kita sendiri di
dunia dan akhirat nanti. Semoga Alloh ‘Azza wa Jalla menganugerahkan kepada kita
isteri-isteri dan keturunan kita sebagai penyejuk pandangan mata kita. Dan
semoga Alloh ‘Azza wa Jalla melindungi kita serta keluarga kita dari bisikan
setan. Aamiin. Wallohu a’lam.
Wassalamu’alaikum
Warohmatullohi Wabarokatuh.
0 Response to "CARA AGAR TERHINDAR DARI GODAAN SETAN MELALUI ANAK"
Posting Komentar