Guru
dikenal sebagai profesi seseorang di sekolah yang bertugas mengajar anak-anak.
Tetapi pada hakikatnya semua manusia merupakan seorang guru apabila ia dapat
mengajarkan sesuatu yang bermanfaaat kepada orang lain. Tentulah salah satu
peran guru berada pada orang tua. Tugas orang tua sebagai guru bersifat alami
dan natural. Hal inilah yang akan membentuk bagaimana karakter seorang anak
nantinya. Maka sangat penting bagi orang tua untuk memahami pendidikan karakter
untuk anak.
Pendidikan
karakter, adalah pendidikan dalam membentuk kepribadian seseorang melalui
pendidikan budi pekerti yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang,
yaitu tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati hak orang
lain, kerja keras dan sebagainya.
Dan
karakter seorang anak terbentuk dari kebiasaannya sehari-hari, dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Karena kesinambungan inilah yang membentuk
karakter secara permanen dan tahan lama.
Dan
apabila kita cermati, semua faktor-faktor tersebut saling berkaitan dan
mempengaruhi satu sama lain, dari mulai keluarga, pembawaan serta lingkungan
dimana anak itu tinggal. Pendengar, apabila kita melihat dari pendidikan Islam
untuk anak, sebenarnya kita bisa melatih karakter anak-anak itu pada kegiatan
sehari-harinya, sesuai dengan anjuran dan kebiasaan Nabi Muhammad sholallohu
‘alaihi wasallam.
Adapun
beberapa hal yang dapat melatih karakter anak-anak antara lain,
Yang pertama,
biasakan anak untuk menggunakan tangan kanan dalam mengambil, memberi, makan,
minum, menulis dan menerima tamu. Mengajarkannya untuk mengawali setiap
pekerjaan dengan bacaan “basmalah” terutama untuk makan dan minum. Dan harus dilakukan
dengan duduk serta mengakhirinya dengan membaca “hamdalah”. Membiasakan
anak-anak jujur dalam perkataan dan perbuatan. Hendaknya kita juga tidak
berbohong kepada mereka, meskipun kita hanya bergurau. Jika kita menjanjikan
sesuatu hendaknya kita penuhi.
Yang kedua, membiasakan anak
untuk selalu menjaga kebersihan, memotong kukunya, mencuci kedua tangannya
sebelum dan sesudah makan, dan mengajarinya untuk bersuci ketika buang air
kecil dan buang air besar, sehingga tidak meninggalkan kotoran atau najis pada
pakaiannya, dan sholatnya menjadi sah.
Selanjutnya,
yang ketiga, berlemah lembut dalam
memberi nasehat kepada mereka dengan cara rahasia. Tidak membuka kesalahan
mereka di depan umum. Jika mereka tetap membandel maka kita diamkan selama tiga
hari, dan tidak boleh lebih dari itu. Ingatkan juga mereka supaya tidak mencela
dan melaknat orang serta berbicara yang jelek. Kita juga hendaknya menjaga
ucapan di depan mereka agar menjadi teladan yang baik bagi mereka.
Yang keempat,
memberi kasur pada setiap anak jika memungkinkan, jika tidak maka setiap anak
diberikan selimut sendiri-sendiri. Akan lebih utama jika anak perempuan
mempunyai kamar sendiri dan anak laki-laki mempunyai kamar sendiri, guna
menjaga akhlak dan kesehatan mereka. Melarang anak membaca majalah dan gambar yang
haram dilihat serta cerita-cerita komik persilatan dan seksualitas. Membatasi
tontonan mereka di Televisi karena tontonan sekarang ini berbahaya bagi akhlak
dan masa depan anak-anak.
Yang kelima,
membiasakan untuk tidak membuang sampah di tengah jalan. Beritahu juga mereka
akibat apabila membuang sampah dengan sembarangan. Berpesan juga kepada
anak-anak untuk berbuat baik kepada tetangga dan tidak menyakiti mereka, serta
membiasakan anak bersikap hormat dan memuliakan tamu serta menghidangkan
suguhan baginya.
Selanjutnya
pendengar. Yang keenam, mengajarkan
mereka untuk menyeru kebaikan dan mencegah kemungkaran, tidak takut kecuali
kepada Alloh, dan tidak menakut-nakuti mereka dengan cerita yang menakutkan,
serta
mewaspadai pergaulan mereka dengan kawan-kawan yang nakal, mengawasi mereka,
dan melarang mereka duduk-duduk di pinggir jalan.
Yang ketujuh,
memberi salam kepada anak-anak di rumah, di jalan, dan di kelas dengan lafadzh
Assalamu’alaikum, jangan biasakan menyapa dengan kata Hai, Hallo, ataupun
ucapan salam lainnya, karena ucapan itu merupakan sebuah do’a. Jangan mendoakan
kejelekan kepada anak , karena do’a baik maupun buruk kadang-kadang dikabulkan,
dan mungkin menambah kesesatan mereka. Lebih baik jika kita mengatakan kepada
anak, “Semoga Alloh Memperbaikimu”. Biasakan juga budaya “5s”kepada anak-anak,
yaitu Salam, Senyum, Sapa, Sopan dan Santun.
Yang kedelapan,
membiasakan anak-anak untuk memakai pakaian sesuai jenisnya sehingga pakaian
wanita tidak sama dengan laki-laki, memberikan kain penutup aurat kepada anak
perempuan sejak kecil supaya terbiasa pada saat dewasa, serta menjauhi
pakaian-pakaian ala barat seperti celana dan baju yang ketat dan terbuka.
Berikan juga pengetahuan kepada mereka tentang wajibnya menjaga aurat.
Yang kesembilan,
menyuruh anak-anak untuk diam ketika adzan berkumandang dan menjawab
bacaan-bacaan adzan, serta untuk anak laki-laki dibiasakan sholat berjama’ah di
masjid. Beritahu mereka juga dengan janji surga, bahwa surga akan diberikan
kepada orang-orang yang melakukan sholat, puasa, menaati kedua orang tua, dan
berbuat amalan yang diridhai oleh Alloh ‘Azza wa Jalla, serta menakut-nakuti
mereka dengan neraka, bahwa neraka diperuntukkan bagi orang yang meninggalkan
sholat, menyakiti orang tua, membenci Alloh, melakukan hukum selain hukum Alloh,
dan memakan harta orang dengan menipu, korupsi dan lain sebagainya. Jangan
seperti yang terjadi pada saat ini, anak-anak kita di takut-takuti oleh sosok
setan atau jin, misalnya dengan mengatakan “jangan lewat sana, nanti ada
pocong”, dan lain sebagainya. Yang pada akhirnya, dalam pikiran si anak menjadi
takut kepada setan dibanding takut kepada Alloh ‘Azza wa Jalla. Padahal kita
sudah ketahui bersama, bahwa cara yang seperti ini adalah kekeliruan yang tidak
patut di contoh.
memberikan
cerita-cerita yang mendidik, bermanfaat dan Islami, seperti serial
cerita-cerita dalam al-Qur’an dan sejarah Islam lainnya, serta ceritakan juga
perjuangan para sahabat-sahabat Nabi rodhiyallohu ‘anhum yang terus semangat
melawan kejahatan meskipun nyawa taruhannya.
Semoga
menjadi motivasi bagi kita untuk lebih memperhatikan pendidikan anak kita, utamanya
pendidikan agama mereka, karena pada gilirannya semua itu manfaatnya untuk
kebaikan diri kita sendiri di dunia dan akhirat nanti. Semoga Alloh ‘Azza wa
Jalla menganugerahkan kepada kita isteri-isteri dan keturunan kita sebagai aset
kebahagiaan kita di dunia maupun di akhirat kelak. Dan semoga Alloh ‘Azza wa
Jalla melindungi kita serta keluarga kita dari bisikan setan. Aamiin. Wallohu
a’lam.
Wassalamu’alaikum
Warohmatullohi Wabarokatuh.
0 Response to " 9 CARA MENDIDIK ANAK BERKARAKTER ISLAMI"
Posting Komentar