MUSLIMAH DENGAN LISANNYA




Menjaga lisan merupakan suatu hal yang sangat berarti, apalagi bagi kaum muslimah, hendaklah kita senantiasa berhati-hati dari terlalu banyak berbicara dan berceloteh dalam hal-hal yang tidak bermanfaat baik untuk kehidupan kita di dunia terlebih kehidupan akhirat kita, Alloh  mengingatkan kita dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 114:

“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh manusia memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia.”
Ketahuilah wahai saudariku, bahwa disana ada yang senantiasa mengamati dan mencatat perkataanmu, sebagaimana firman Alloh Ta’ala dalam Al-Qur’an surat Qof ayat 17-18

 “yaitu ketika dua orang Malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir

syari’at Islam yang Alloh turunkan dengan penuh kesempurnaan, telah memberikan arahan agar selamat dari terjerumusnya lisan ini ke dalam perbuatan dosa dan maksiat, diantaranya yaitu yang pertama:

Menjauhi ghibah, Ghibah yaitu membicarakan orang lain tentang sesuatu yang tidak disukainya. Saudariku yang berbahagia, ghibah atau menggunjing merupakan perbuatan yang dilarang oleh Islam.

Ghibah juga merupakan perbuatan dosa besar, dalam hal ini  Alloh  menyamakan orang yang melakukan ghibah dengan orang yang memakan bangkai saudaranya. Sebagaimana yang Alloh jelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Hujurot ayat 12,
 
“Janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain. Sukakah seorang diantara kalian memakan daging saudaranya yang sudah mati?, Maka tentulah kalian  merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Alloh, Sesungguhnya Alloh Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.”.
Berkaitan dengan hal ini Imam Bukhori dan yang lainnya pernah meriwayatkan dari shahabat Amr bin Ash  berjalan bersama para sahabatnya melewati seekor bangkai keledai kemudian beliau berkata:

“Sungguh seorang memakan bangkai ini hingga memenuhi perutnya lebih baik baginya dari pada memakan daging seorang muslim.”
Kemudian seorang muslimah juga harus menjauhi lisannya dari mencaci. hal ini karena muslimah yang baik akan menjadi tauladan bagi muslimah yang lainnya. Dan sudah semestinya kita sebagai muslimah tidak mencaci yang lainnya, dan tidak mengucapkan kecuali perkataan baik. 

Berkaitan dengan hal ini telah disebutkan tentang larangan mencaci berdasarkan riwayat Imam Bukhori dan Muslim, bahwa Rosululloh  bersabda:

“Mencaci-maki seorang muslim adalah perbuatan keji atau kefasikan.”
Kemudian hendaknya seorang muslimah menjauhi namimah, Namimah yaitu menyebarkan pembicaraan di tengah-tengah orang agar terjadi pertengkaran antar mereka. 

perbuatan namimah merupakan hal yang paling banyak menimbulkan kerusakan dan kejahatan. Karena memunculkan berbagai masalah, permusuhan, kedhaliman, dan terputusnya silaturahim.

Berkaitan dengan hal ini Alloh berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Qolam ayat 10-13: “Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian kemari menghamburkan fitnah, yang enggan berbuat baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa, yang kaku kasar, selain dari itu, yang terkenal kejahatannya.” 

Dalam hadits riwayat Imam Bukhori dan Muskim di sebutkan bahwa Rosululloh   bersabda: 

“Tidak akan masuk surga pengadu domba.”. Sedangkan dalam riwayat Imam Ahmad  Beliau   juga bersabda: 

“Seburuk-buruk hamba Alloh adalah tukang fitnah, yakni orang yang mencerai-beraikan orang yang saling mencintai.”
kemudian hal-hal yang harus di jauhi oleh muslimah yang lainnya yaitu tidak menghina.

As-Sukhriyyah atau mencela yaitu merasa tinggi dari orang lain dan menghina serta meremehkan mereka dengan mengungkapkan kekurangannya, baik dengan perkataan atau dengan tindakan. Mengenai hal ini Alloh  berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Hujurot ayat 11:
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, karena boleh jadi mereka yang diolok-olok lebih baik dari mereka yang mengolok-olok dan jangan pula wanita-wanita mengolok-olok wanita lain karena boleh jadi wanita-wanita yang diperolok-olok lebih baik dari wanita yang mengolok-olok.”. 

Termasuk menghina dalam ayat ini yaitu memanggil orang lain dengan nama yang dia tidak suka. Dan ini tidak sepantasnya di lakukan oleh kaum muslimah, karena perbuatan tersebut bisa melukai perasaan orang lain. Bahkan hal ini pun telah di ingkatkan oleh Alloh  dalam Al-Qur’an surat Al-Hujurot ayat 11;

“Dan janganlah suka mencela diri kalian sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah panggilan yang buruk sesudah iman, dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”
Kemudian hal lainnya yang mesti di jauhi oleh muslimah yaitu tidak menyebarkan rahasia.

Kita harus menjaga amanah dan termasuk amanah yaitu menjaga rahasia, maka kita tidak sepantasnya menyebarkan rahasia sendiri atau rahasia orang lain. 

Berkaitan dengan hal ini Imam Muslim  meriwatkan bahwa Rosululloh bersabda: “Cukuplah orang dikatakan berdusta jika menceritakan apa yang ia dengar.”.

Kemudian shahabat Umar bin Khotthob juga menasehati : “Hati adalah gudang rahasia, bibir adalah gemboknya. Lisan menjadi kuncinya. Maka setiap orang hendaknya menjaga kunci rahasianya.”

di antara sifat yang senantiada melekat dalam diri seorang muslimah yaitu selalu jujur dan jauh dari dosa. Sesungguhnya kedustaan merupakan dosa besar. dusta juga merupakan bentuk penyembunyiaan yang sebenarnya dan menampakan bukan yang sebenarnya. dusta pun termasuk nifak dan fujur atau kemaksiatan yang bisa menjerumuskan pelakunya ke neraka. 

Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam juga menasehati kita dengan sabdanya yang diriwayatkan oleh imam Bukhori dan Muslim, Beliau  bersabda:

“Hati-hatilah kalian dari berkata dusta, sesungguhnya perkataan dusta mengantarkan perbuatan keji, sedangkan perbuatan keji mengantarkan pelakunya ke api neraka.” 

adab selanjutnya bagi seorang muslimah  yaitu  tidak bergembira dengan duka orang lain.

Hal ini di dalam bahasa arab di sebut dengan al-syamatah yaitu gembira dengan duka orang. Mengenai hal ini At-Tirmidzi  meriwayatkan dari Watsilah bin Al-Asqo’ bahwa Rosululloh    bersabda: 

“Janganlah engkau menampakkan kegembiaraan atas duka saudaramu maka Alloh akan menyayanginya dan menimpakan ujian kepadamu,”
Kemudian adab muslimah selanjutnya yaitu meminta dan menerima maaf.
Sebagai seorang muslimah hendaknya kita selalu menghiasi lisan kita dengan perkataan yang baik, senantiasa bersyukur dan tidak segan menerima maaf, karena pemberian maaf menghilangkan kesumpekan dan membersihkan hati, bila kita melakukan kesalahan. maka segeralah minta maaf, akar kita segera mendapat ampunan dari Alloh .

Mengenai hal ini Imam Muslim  meriwayatkan sebuah hadits bahwa Rosululloh  bersabda:

 “Tahukah kalian. siapakah orang yang pailit atau bangkrut itu? Para sahabat  menjawab. ‘Orang pailit adalah orang yang tidak memiliki uang ataupun benda di antara kita, Rosululloh  bersabda. ‘Sesungguhnya orang yang pailit dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala sholat. puasa. dan zakat, Namun ia telah mencaci si a. menuduh si b. memakan harta si c. menumpahkan darah si d. dan memukul si e, Maka orang ini diberi kebaikan-kebaikannya. Dan jika kebaikannya telah habis. maka diambillah keburukan-keburukan mereka lalu dibebankan kepadanya. lalu ia dilemparkan ke dalam api neraka,”

Sebagai seorang muslimah hendaknya kita maafkan orang-orang yang meminta maaf kepada kita. karena ini termasuk kebaikan akhlak dan kemuliaan jiwa,
Hal ini juga sebagaimana firman Alloh  dalam Al-Qur’an surat Ali Imron ayat 134:
 
 “yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya. baik di waktu lapang maupun sempit. dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan kesalahan orang, Alloh menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan,” 

Adab selanjutnya bagi wanita muslimah yaitu malu dalam berbicara,
hendaknya sebagai seorang muslimah, kita malu kepada Alloh . Malu kepada Alloh  akan melahirkan malu kepada diri sendiri dan orang lain, malu juga merupakan akhlak yang membuat pemiliknya meninggalkan yang jelek dan mengikuti yang baik, Hal ini sebagaimana sebuah hadits riwayat Imam Bukhori dan Muslim dari Abdulloh bin Utbah  ia berkata;  “Saya mendengar Abu Sa’id al-khudri berkata. ”Rosululloh lebih pemalu dari gadis dalam pingitannya,” 

Dalam hadits yg lain riwayat Imam Bukhori dan Muslim; Rosululloh  bersabda 

“Malu tidak mendatangkan kecuali kebaikan,”

sifat malu akan mendidik jiwa seseorang. menjauhkan diri pelakunya dari kejelakan, Kurang malu bisa menyebabkan berbagai musibah dan mendatangkan murka Alloh  dan kebencian manusia,

Namun, Hal jika seseorang belajar agama, maka tidak diperlu malu, Mengenai hal ini Imam Bukhori dan Muslim meriwayatkan dari sahahabiyah Ummu Salamah  ia berkata. “Ya. Rosululloh. sesungguhnya Alloh tidak malu dengan kebenaran. apakah seseorang wanita wajib mandi bila ia bermimpi?” Rosululloh  bersabda. “Ya. bila ia melihat air mani,”
Di hadits yang lain dari riwayat Imam Bukhori bahwa Aisyah  berkata: ”Sebaik-baik wanita adalah wanita Anhsar. dia tidak dihalangi rasa malu untuk belajar agama,” 

Kemudian, Adab muslimah yang selanjutnya  yaitu menjauhi perkataan keji dan kasar,

Perkataan keji merupakan perkataan yang merusak perasaan dan menghinakan orang lain, Mengenal hal ini Imam Ahmad, Ibnu Hibban dan At-Tirmidzi pernah meriwayatkan bahwa Rosululloh bersabda:
“Seorang mukmin bukan orang yang banyak mencaci maki. bukan yang banyak melaknat. bukan berkata keji dan kasar,” 

Di hadits yang lain riwayat Imam Ahmad  bahwa Rosululloh  bersabda:
 “Sesungguhnya Alloh tidak menyukai perbuatan keji. serta orang yang berbuat dan berkata keji,” 

Adab bagi  seorang muslimah selanjut yaitu memilih perkataan baik,
Mengenai hal ini Imam Bukhori dan Muslim pernah meriwayatkan bahwa Rosululloh  bersabda:

 “Barangsiapa yang beriman kepada Alloh dan hari akhir maka ucapkanlah perkataan baik atau diam,”

Seorang ulama yaitu Ibnul Qoyyim pernah mengatakan: “Rosululloh dalam khutbahnya memilihkan untuk umatnya kalimat yang paling baik. paling indah dan paling lembut. serta paling jauh dari perkataan orang-orang yang kasar. keras dan keji, Beliau   bukanlah orang yang berkata dan berbuat keji. bukan berteriak dan kasar, Beliau   tidak suka menggunakan kalimat mulia dan terjaga untuk orang yang bukan ahlinya atau menggunakan kalimat-kalimat hina dan dibenci untuk orang yang bukan miliknya,”

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "MUSLIMAH DENGAN LISANNYA"

Posting Komentar